
Berawal dari Cilodong, Berdayakan Ekonomi Lemah
Keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kota Depok saat ini semakin diberdayakan. Apalagi setelah munculnya organisasi DPD Persatuan Pedagang Kaki Lima Indonesia (PPKLI) Kota Depok. Seperti apa eksistensi mereka?
Laporan: Indra Abertnego Siregar
Di sebuah bangunan kecil pinggir Jalan Raya Bogor Kilomter 36, Jatijajar, Kecamatan Tapos, tampak dua orang pengurus DPD PPKLI Kota Depok, yaitu Ketua DPD PPKLI, Maryono dan Sekretaris DPD PPKLI, Ahmad Taurus.
Sekertaris DPD PPKLI, Ahmad Taurus mengatakan, sebelum terbentuk menjadi sebuah organisasi berbadan hukum, PPKLI merupakan paguyuban PKL yang berpusat di wilayah Cilodong.
“Tahun 2010 itu kami masih sebuah Paguyuban PKL Kecamatan Cilodong, karena kami memang banyak berjualan di simpangan Cilodong,” ujar Ahmad Taurus.
Setelah berjalan dua tahun, pada 2012 mereka memutuskan membuat organisasi yang lebih besar yaitu PPKLI berdasarkan arahan dari Tiga Menteri. Saat itu Menteri Perdagangan, Menteri Koperasi dan UKM, serta Menteri Dalam Negeri, dalam sebuah kegiatan Musyawarah Nasional yang diikuti pengurus Paguyuban PKL Cilodong pada masa itu.
“PPKLI diprakarsai oleh H. Hermansyah yang kini menjadi Presiden PPKLI Indonesia,” ujarnya.
Ketua DPD PPKLI Kota Depok, Maryono menambahkan, kehadiran PPKLI untuk memberikan payung hukum bagi para PKL di Kota Depok agar bisa merasa aman dalam menjalankan usahanya. “PKL itu ibarat anak yang lahir namun tidak diakui oleh orang tuanya, sehingga minim kasih sayang dan cenderung mendapat penolakan,” ujar Maryono.
Untuk itu, PPKLI hadir agar bisa memberikan tempat yang layak dan aman bagi para PKL dalam berdagang shingga mereka tidak perlu khawatir dan bisa menafkahi keluarganya.
“Kami ingin memberdayakan masyarakat ekonomi lemah untuk bisa melakukan usaha, kami ingin mengurangi angka pengangguran dan tindakana kriminalitas,” beber Maryono. (bersambung)